Bagaimana WHO memerangi Pandemi Coronavirus

Membantu negara-negara untuk bersiap dan merespons

WHO telah mengumumkan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis COVID-19, yang mengidentifikasi tindakan utama yang perlu diambil negara dan dukungan yang diperlukan untuk melaksanakannya. Rencana yang diperbarui karena informasi dan data terkini meningkatkan pemahaman WHO tentang sifat virus dan cara menanggapinya, berfungsi sebagai panduan untuk mengembangkan rencana khusus negara. Keenam kantor lokal dan 150 kantor negara WHO, bekerja sama dengan pemerintah di seluruh dunia untuk menyiapkan sistem Kesehatan mereka.

Dengan mitra, WHO telah menyiapkan Dana Tanggap Solidaritas COVID-19, untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang mereka butuhkan, dan pekerja garis depan mendapatkan peralatan dan informasi yang diperlukan; dan untuk merangsang penelitian dan pengembangan vaksin dan perawatan untuk semua yang membutuhkannya. Dengan sumbangan dari pemerintah, sektor swasta, dan individu, sejauh ini lebih dari $800 juta telah diterima sebagai tanggapan.

Memberikan informasi yang akurat, memecahkan mitos berbahaya

Internet dibanjiri dengan informasi tentang pandemi, beberapa di antaranya bermanfaat, beberapa di antaranya salah atau menyesatkan. Di tengah "infodemik" ini, WHO memberikan informasi yang akurat dan berguna yang dapat membantu menyelamatkan nyawa. Ini mencakup sekitar 50 saran profesional untuk masyarakat, petugas kesehatan, dan negara, dengan panduan berbasis bukti yang dikumpulkan dari keahlian jaringan pakar dan ilmuwan kesehatan global, termasuk ahli epidemiologi, dokter, dan ahli virologi, untuk memastikan tanggapan adalah selengkap, berwibawa dan representatif mungkin.

Untuk memastikan informasi benar dan bermanfaat, WHO telah membentuk tim untuk memberi setiap orang akses ke saran yang tepat waktu, akurat, dan mudah dipahami, dari sumber tepercaya. Juga, laporan situasi harian dan konferensi pers, serta pengarahan dengan pemerintah, membuat dunia tetap mengetahui tentang data, informasi, dan bukti terbaru. Banyak media sosial dan perusahaan teknologi bekerja sama dengan WHO untuk membantu aliran informasi yang andal, termasuk Instagram, Linkedin, dan TikTok; dan chatbot di platform Whatsapp dan Viber telah mengumpulkan jutaan pengikut, mengirimkan pembaruan dan laporan tepat waktu.

Memastikan pasokan vital mencapai petugas kesehatan garis depan

Alat Pelindung Diri (APD) diperlukan untuk memastikan profesional kesehatan dapat menyelamatkan nyawa, termasuk nyawa mereka sendiri. Sejauh ini, WHO telah mengirimkan lebih dari dua juta item alat pelindung diri ke 133 negara, dan berencana untuk mengirimkan dua juta item lainnya dalam beberapa minggu mendatang. Lebih dari satu juta tes diagnostik telah dikirim ke 126 negara dan lebih banyak lagi yang bersumber. Namun, jauh lebih banyak yang diperlukan, dan WHO bekerja sama dengan Kamar Dagang Internasional, Forum Ekonomi Dunia, dan lainnya di sektor swasta, untuk meningkatkan produksi dan pengiriman pasokan medis penting. Pada 8 April 2020, WHO memulai "Satuan Tugas Rantai Pasokan COVID-19 PBB", yang bermaksud untuk secara dramatis meningkatkan pasokan alat pelindung diri yang diperlukan.

Pelatihan dan mobilisasi operator kesehatan

WHO mencoba melatih jutaan petugas kesehatan, melalui platform OpenWHO. Berkat alat online ini, informasi penyelamat jiwa disampaikan kepada pekerja garis depan oleh Organisasi, dan mitra utamanya. OpenWHO juga berfungsi sebagai forum untuk berbagi keahlian kesehatan masyarakat secara aktif, dan studi mendalam serta umpan balik tentang masalah utama. Sejauh ini, lebih dari 1,2 juta orang telah mendaftar dalam 43 bahasa.

Negara-negara juga didukung oleh para spesialis, yang dikerahkan di seluruh dunia oleh Jaringan Peringatan dan Respon Wabah Global (GOARN) WHO. Selama wabah, jaringan memastikan bahwa keahlian dan keterampilan teknis yang tepat ada di tempat dan saat paling dibutuhkan. Tim Medis Darurat juga merupakan bagian penting dari tenaga kesehatan global. Tim-tim ini sangat siap, dan mandiri, dan dikirim ke area yang diklasifikasikan sebagai zona bencana atau darurat.

Pencarian vaksin

Banyak negara kini sedang melakukan penelitian dan uji coba untuk menemukan vaksin. Untuk membantu upaya ini, WHO telah mengumpulkan 400 peneliti terkemuka dunia dan memulai "Solidarity Trial", uji klinis di seluruh dunia, yang melibatkan 90 negara, untuk membantu menemukan pengobatan yang efektif. Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan cepat apakah obat yang ada dapat memperlambat perkembangan penyakit, atau meningkatkan kelangsungan hidup.

Untuk lebih mengetahui virus ini, WHO telah mengembangkan protokol penelitian yang dipraktikkan di lebih dari 40 negara, secara terkoordinasi, dan sekitar 130 pakar, penyandang dana, dan produsen dari seluruh dunia telah menandatangani pernyataan yang berjanji untuk bekerja sama dengan WHO untuk mempercepat pengembangan vaksin untuk melawan COVID-19.

Upaya kolektif baru untuk memimpin miliaran orang offline dengan informasi kesehatan penting

WHO bersama dengan ITU (International Telecommunication Union) dan dengan bantuan UNICEF akan bekerja dengan organisasi Telekomunikasi untuk mengirim pesan teks kepada orang-orang di ponsel mereka dengan pesan kesehatan penting untuk membantu melindungi mereka dari COVID-19. Pesan teks ini akan menjangkau orang-orang yang tidak dapat terhubung ke internet untuk mendapatkan berita. Di seluruh dunia, diperkirakan 3,6 miliar orang hidup offline, dengan sebagian besar orang yang terputus hidup di negara berpenghasilan rendah.