28 Februari 2023 - Shelly Jones
Mikrobioma manusia adalah komunitas luas mikroorganisme yang hidup di dalam dan di tubuh kita. Ini telah menjadi topik hangat di dunia ilmiah dalam beberapa tahun terakhir. Mikrobioma usus mencakup triliunan bakteri, virus, dan jamur. Para peneliti berfokus pada pengaruhnya terhadap kesehatan kita secara keseluruhan. Mari kita pahami hubungan antara usus dan otak dan bagaimana mikrobioma usus yang sehat dapat berkontribusi pada fungsi otak yang optimal.
Loading...
Berlangganan ke Saluran Youtube Webmedy untuk Video Terbaru
Mari kita pahami Gut-Brain Axis.
Sumbu usus-otak adalah komunikasi dua arah antara saluran pencernaan dan sistem saraf pusat. Koneksi ini terjadi melalui sistem kekebalan tubuh, sistem endokrin dan sistem saraf. Saraf vagus adalah saluran utama untuk komunikasi usus-otak. Koneksi ini membantu pertukaran informasi antara sistem saraf enterik dan otak di dalam usus.
Mikroba di usus dapat menghasilkan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, yang memengaruhi suasana hati, kognisi, dan kesehatan otak secara keseluruhan. Selain itu, bakteri usus juga dapat menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA), yang memiliki sifat pelindung saraf dan dapat memodulasi peradangan.
Produksi neurotransmitter dari mikrobioma usus memiliki efek luas pada suasana hati dan kesehatan mental. Misalnya, sekitar 90% serotonin tubuh diproduksi di usus. Serotonin adalah neurotransmitter yang antara lain membantu mengatur suasana hati, nafsu makan, dan tidur. Ketidakseimbangan bakteri usus dapat menyebabkan berkurangnya produksi serotonin, berkontribusi pada kondisi seperti depresi dan kecemasan.
Mikrobioma usus berdampak pada fungsi kognitif termasuk memori, pembelajaran, dan pengambilan keputusan. Mikrobioma usus dapat memengaruhi sistem kekebalan dan peradangan. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Peradangan di usus telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan gangguan neurologis, termasuk penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Ada semakin banyak bukti bahwa mikrobioma usus mungkin berperan dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Misalnya, beberapa penelitian menemukan bahwa orang dengan kondisi ini memiliki komposisi bakteri usus yang berbeda dari orang sehat. Diperkirakan peradangan dan produksi zat berbahaya oleh bakteri tertentu di usus dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering menunjukkan ketidakseimbangan mikrobioma usus. Hubungan antara usus dan gangguan spektrum autisme sangat kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Namun, diyakini bahwa mikrobioma usus yang berubah berkontribusi pada gejala gangguan spektrum autisme, disregulasi sistem kekebalan, atau perubahan produksi neurotransmitter.
Mikroba usus diketahui menghasilkan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, yang mengatur suasana hati dan kognisi. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa interaksi mikroba ini berpotensi memengaruhi pengalaman subjektif kita tentang kesadaran dengan cara di luar pengaturan suasana hati. Jika penelitian lebih lanjut membuktikan hubungan ini benar, itu bisa membuka jalan baru untuk memahami pikiran manusia.
Mikrobioma usus diyakini juga berperan dalam membentuk kepribadian kita. Beberapa bakteri usus diketahui menghasilkan neurotransmiter yang dapat memengaruhi perilaku dan emosi kita. Ini menunjukkan bahwa komposisi mikrobioma usus kita mungkin merupakan faktor penting dalam temperamen dan karakter kita. Jika benar, informasi ini mungkin menantang pandangan tradisional tentang kepribadian dan kedirian.
Transplantasi mikrobiota tinja (FMT), prosedur yang melibatkan transfer mikrobiota usus dari donor yang sehat ke penerima, telah menjanjikan dalam mengobati kondisi seperti infeksi Clostridium difficile. Para peneliti sekarang mengeksplorasi potensi FMT dalam pengobatan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Jika berhasil, pendekatan yang tidak konvensional ini dapat merevolusi cara kita memahami dan menangani kondisi kesehatan mental.
Saat kami terus mengungkap hubungan kompleks antara mikrobioma usus dan kesehatan otak, dimungkinkan untuk mengembangkan obat yang dipersonalisasi berdasarkan komposisi mikroba usus individu.
Sumbu usus-otak adalah bidang penelitian yang menarik dengan implikasi penting bagi pemahaman kita tentang kesehatan otak. Saat kita terus belajar lebih banyak tentang hubungan antara mikrobioma usus dan otak, semakin jelas bahwa menjaga usus yang sehat penting untuk fungsi kognitif yang optimal, pengaturan suasana hati, dan kesehatan otak secara keseluruhan. Dengan mengikuti tip yang diuraikan di atas, Anda dapat mendukung mikrobioma usus yang berkembang dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan otak Anda.
27 Februari 2023
10 Februari 2023
21 Februari 2023
19 Februari 2023
19 Februari 2023
17 Februari 2023
15 Februari 2023
27 Januari 2023
26 Januari 2023
25 Januari 2023
13 Januari 2023
2 Januari 2023
28 Desember 2022
11 Desember 2022
Tetap terinformasi.
Dapatkan akses ke liputan industri pemenang penghargaan, termasuk berita terbaru, studi kasus, dan saran pakar.
Sukses dalam Teknologi adalah tentang tetap Terinformasi!
Berlangganan ke Saluran Youtube Webmedy untuk Video Terbaru
Tetap terinformasi.
Dapatkan akses ke liputan industri pemenang penghargaan, termasuk berita terbaru, studi kasus, dan saran pakar.
Sukses dalam Teknologi adalah tentang tetap Terinformasi!
Berlangganan ke Saluran Youtube Webmedy untuk Video Terbaru
Loading...
Wakening Wholesome Wellness™
Berlangganan ke Saluran Youtube Webmedy untuk Video Terbaru